Pulang
![]() |
Diabadikan 5 Januari 2023 |
Nenek Camba, adalah buyut tertua kami, meninggal dunia kemarin malam.
Sejauh yang saya ingat, Nenek Camba telah memakai tongkat dari bambu untuk membantunya berjalan, hingga pada akhirnya benar-benar tidak bisa berdiri.
"Nenek Camba itu banyak sekali jasa-jasanya, banyak kebajikannya, sudah banyak keponakan hingga cucunya yang dijaga waktu kecil, kalau mau disebut semua, sudah pasti tidak bisa dibalas dalam bentuk apapun." Salah satu pernyataan orang saat sedang melayat.
Semasa hidupnya Nenek Camba tidak mempunyai suami. Namun, mempunyai beberapa saudara, keponakan, serta banyak cucu, termasuk saya. Tempat tinggalnya tidak menetap, kadang di rumah keponakannya, kadang di rumah saudaranya. Mungkin karena hal tersebut sehingga Ia banyak membantu dalam menjaga anak saudara hingga cucunya, ini beberapa cerita yang sempat ku cerna mengenai kehidupannya.
Tadi, cukup jelas terdengar di telinga, "Yang dibelikan ikan itu kucingnya," kata orang yang sedang melayat. Ya, kurang lebih 5 tahun terakhir Ia tinggal seorang diri di rumah ponakannya yang merantau di Negeri Jiran. Kerap kali yg mengantarkan makanan kepadanya adalah saudaranya, Nenek Pati, hingga di akhir hidup Nenek Camba, Nenek Pati termasuk orang yang terbilang repot, walaupun usinya juga sudah sepuh.
Jika ada hal yang mungkin akan selalu saya rindukan, adalah saat sesekali berkunjung, Nenek Camba tidak akan pernah lupa untuk melafazkan doa saat saya hendak berpamitan. Tentu, momen itu hangat, sangat hangat.
Walau begitu, waktu akan terus melaju, tidak pernah cepat, juga tidak pernah lambat, ia berderap sesuai dengan kodrat edarnya. Hanya saja karena kesenangan dunia sehingga waktu terasa lambat, dan kematian orang tercinta sehingga waktu terasa cepat.
Semoga amal Nenek Camba diterima, dan kesalahannya diampuni. Aamiin.
Tuhan, maafkan kami..
Jika disaat keluhnya kami tidak bersamanya.
Komentar