OMOIDE POROPORO: Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan

Pinterest 

Dalam anime "Omoide Poroporo" isu yang dihadapi oleh tokoh utama, Taeko Okajima, mencakup beberapa aspek kehidupan dan pertumbuhan pribadinya. Salah satu isu sentral adalah konflik antara impian pribadi Taeko dan ekspektasi sosial yang diterima dari lingkungannya.

Pada usia 27 tahun, Taeko merasa tertekan oleh tekanan sosial untuk menikah dan memilih karir yang memuaskan, sementara dia juga memiliki impian untuk mengejar sesuatu yang lebih bermakna dalam hidupnya. Perjalanan Taeko ke pedesaan memungkinkannya untuk merenungkan masa kecilnya dan mempertimbangkan kembali pilihan hidupnya.

Nostalgia 

Nostalgia akan masa kecil, perubahan dalam diri seseorang seiring waktu, serta pencarian identitas pribadi. Isu-isu ini dirangkai dalam narasi yang mendalam dan emosional, menciptakan gambaran yang kompleks tentang pengalaman manusia.

Teringat sebuah pertanyaan dari salah satu teman saat SMA. "Apa yang abadi?", aku beberapa kali memberi jawaban yang belum tepat. Ia pun memberi tahu jawabannya, kenangan. Ya juga yaa!? (⁠•⁠‿⁠•⁠)

Kenangan bisa dianggap abadi, serta memiliki dampak yang mendalam dan berkelanjutan pada setiap manusia. Meskipun peristiwa dan waktu tertentu mungkin berlalu, kenangan tentang pengalaman, hubungan, dan momen-momen penting sering kali terus hidup dalam pikiran dan hati kita. Kenangan membentuk siapa kita, memengaruhi keputusan dan perasaan kita, serta memberikan makna pada hidup kita. Seperti halnya Taeko pada setiap keputusan dalam perjalanan hidupnya.

Jika hari ini tidak beruntung, kau masih punya hari esok. Jika hari esok tidak beruntung, kau masih punya esok lusa. Jika masih tidak beruntung juga, pasti ada yang lain.

Manusia dan Alam

Meskipun fokus utama dalam anime ini adalah perjalanan pribadi si tokoh utama, Taeko Okajima, ada juga isu lingkungan yang secara tidak langsung tersirat melalui penggambaran pedesaan Jepang.

Anime ini menunjukkan kontras antara kehidupan perkotaan Taeko di Tokyo dengan kehidupan pedesaan di Prefektur Yamagata tempat dia menghabiskan waktu liburannya. Penggambaran pedesaan dalam anime ini menunjukkan keindahan alam dan hubungan manusia dengan alam, seperti saat Taeko terlibat dalam aktivitas pertanian dan merasakan keterhubungan dengan alam sekitarnya.

"Manusia bertarung dengan alam dan menerima sesuatu darinya. Mereka berkembang bersama dan menciptakan pemandangan ini." 

Selain itu, melalui narasi yang lembut dan pemandangan alam yang disajikan dengan indah, anime ini juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan lingkungan dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan manusia dengan pelestarian alam. Meskipun tidak secara eksplisit menyoroti isu-isu lingkungan seperti polusi atau perubahan iklim, anime ini memberikan penghargaan terhadap keindahan alam dan memberikan pesan implisit tentang pentingnya menjaga alam.

"Membantu alam itu pekerjaan berat. Para petani tidak ada tanpa alam, jadi mereka selalu merawat alam dengan baik dan membantu alam sebagai timbal baliknya. Sebuah kerjasama antara manusia dan alam"

Anime produksi Ghibli yang rilis tahun 1991, berhasil mengajak penonton ke perjalanan sentimental yang menyentuh hati. 

Saat lowong, nontonlah, temansss:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potret Gadis Cilik di Tengah Gempuran Perang Dunia II

Jilbab yang Disalahpahami