Postingan

MAMA'

Gambar
          Dulu, Mama' sesekali menceritakan pengalamannya sebagai orang tua muda saat kelahiranku. Mama' memang bukan seorang narator ulung, namun saat sesekali Ia menarasikan pengalamannya menjadi seorang IBU, saya merasakan kekuatan serta alasan untuk tidak menyerah pada hidup. Mama' akan melahirkan anak ketiga atau adik keduaku, setelah proses mengandung kurang lebih sembilan bulan, tibalah saatnya Mama' harus melewati proses terakhir untuk bertemu dengan manusia kecil yang hidup di dalam rahimnya. Namun, pertemuan tak kunjung tiba setelah beberapa hari Mama' terkapar di atas ranjang rumah sakit. Suasana hati semakin gelisah saat melihat Mama' kesakitan, terlebih saat gumpalan darah yang keluar ketika Mama' hendak buang air kecil. Dokter Kandungan mengonfirmasi bahwa gumpalan darah tersebut disebabkan karena posisi plasenta atau ari-ari  berada  di bagian bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim. Rasa khawatir semakin menghant...

OMOIDE POROPORO: Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan

Gambar
Pinterest   Dalam anime "Omoide Poroporo" isu yang dihadapi oleh tokoh utama, Taeko Okajima, mencakup beberapa aspek kehidupan dan pertumbuhan pribadinya. Salah satu isu sentral adalah konflik antara impian pribadi Taeko dan ekspektasi sosial yang diterima dari lingkungannya. Pada usia 27 tahun, Taeko merasa tertekan oleh tekanan sosial untuk menikah dan memilih karir yang memuaskan, sementara dia juga memiliki impian untuk mengejar sesuatu yang lebih bermakna dalam hidupnya. Perjalanan Taeko ke pedesaan memungkinkannya untuk merenungkan masa kecilnya dan mempertimbangkan kembali pilihan hidupnya. Nostalgia  Nostalgia akan masa kecil, perubahan dalam diri seseorang seiring waktu, serta pencarian identitas pribadi. Isu-isu ini dirangkai dalam narasi yang mendalam dan emosional, menciptakan gambaran yang kompleks tentang pengalaman manusia. Teringat sebuah pertanyaan dari salah satu teman saat SMA. "Apa yang abadi?", aku beberapa kali memberi jawaban yang belum tepat....

Potret Gadis Cilik di Tengah Gempuran Perang Dunia II

Gambar
  Potoooo by lele Film Totto-chan: the Little Girl at the Window , diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Mahakarya dari Tetsuko Kuroyanagi, yang menceritakan kehidupan masa kecilnya sendiri, Tetsuko atau lebih dikenal dengan Totto-chan. Sebuah kisah yang lahir di Jepang saat sebelum dan selama Perang Dunia II. Film yang berhasil mengajak penonton untuk ikut hanyut dalam dinamika kehidupan Totto-chan dalam mencari lingkungan pendidikan yang cocok dengan dirinya. Waitttt... Dari sebagian besar penonton film Totto-chan, adalah orang yang ingin bernostalgia dengan bacaan masa kecilnya. Artinya,  saya cukup hoki!?, sebab setelah membaca novelnya, filmnya release pulak di Indonesia pada tahun yang sama, 2024.  Setelah membaca novel, sekaligus nonton filmnya. Timbul pertanyaan untuk diri sendiri, mungkinkah saya adalah orang dewasa yang menyebalkan di mata anak-anak? Ah sial.. Okehh, kembali ke laptopp. Totto-chan secara alamiah; anak yang aktif, rasa ingin tahu yang mel...

Judulnya: Waktu

Gambar
Katanya, waktu melaju begitu cepat. Kenyataannya, waktu tidak pernah cepat ataupun lambat, ia selalu 24 jam dalam sehari tidak pernah lebih, juga tidak pernah kurang. Waktu akan terus melaju, ia berderap sesuai dengan kodrat edarnya.  Aku menulisnya di buku jurnal di malam tahun baru setelah terkapar di lantai kamar, seraya mengingat-ingat kembali tahun 2023 dengan berbagai kejadian  menyenangkan pun menyebalkan, ya, begitulah hidup. Nyambi menulis blog, aku (hamba amatiran) membatin, " Tuhan, ku syukuri segalanya walaupun sambil mengeluh"  … Waktu 365 hari atau 8.760 jam kembali terlewati, mungkin beberapa hajat telah mampu ditunaikan, namun di sisi lain masih ada yang belum mampu ditunaikan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap langkah dalam hidup terdapat titik kegagalan yang dapat terjadi bahkan terulang lebih dari sekali. Bukankah manusia memang hanya perlu angkat tangan untuk menyusun rencana dan memaksimalkan usaha, selebihnya biarkan Tuhan yang turun tangan. ...

Pulang

Gambar
  Diabadikan 5 Januari 2023 Nenek Camba, adalah buyut tertua kami, meninggal dunia kemarin malam. Sejauh yang saya ingat, Nenek Camba telah memakai tongkat dari bambu untuk membantunya berjalan, hingga pada akhirnya benar-benar tidak bisa berdiri. "Nenek Camba itu banyak sekali jasa-jasanya, banyak kebajikannya, sudah banyak keponakan hingga cucunya yang dijaga waktu kecil, kalau mau disebut semua, sudah pasti tidak bisa dibalas dalam bentuk apapun." Salah satu pernyataan orang saat sedang melayat.  Semasa hidupnya Nenek Camba tidak mempunyai suami. Namun, mempunyai beberapa saudara, keponakan, serta banyak cucu, termasuk saya. Tempat tinggalnya tidak menetap, kadang di rumah keponakannya, kadang di rumah saudaranya. Mungkin karena hal tersebut sehingga Ia banyak membantu dalam menjaga anak saudara hingga cucunya, ini beberapa cerita yang sempat ku cerna mengenai kehidupannya. Tadi, cukup jelas terdengar di telinga, "Yang dibelikan ikan itu kucingnya," kata orang ya...

Jilbab yang Disalahpahami

Gambar
Setelah menyelesaikan sekolah dasar, saya kemudian melanjutkan pendidikan di s ekolah menengah pertama berbasis islam, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs). Menempuh pendidikan di sekolah islam, adalah satu-satunya alasan saya memakai jilbab. Sudah jelas, bahwa ketika memakai jilbab, keputusan tersebut bukanlah sepenuhnya kesadaran yang tulus, melainkan sebuah sistem yang mengharuskan. Namun, hal tersebut sama sekali bukan sebagai narasi penyesalan ataupun kekeliruan dalam mengambil keputusan, sebab hingga hari ini, jilbab telah menjadi bagian dari identitas saya. Atas segala stigma hingga ekspektasi orang lain menyangkut ukuran jilbab ataupun model jilbab yang saya kenakan, adalah di luar kapasitas saya untuk mengendalikannya. Tapi satu hal yang perlu diketahui, bahwa jilbab yang saya kenakan biarlah menjadi urusan saya saja. . . .  Jilbab ,  selembar kain yang digunakan oleh muslimah untuk menutup kepala, namun sering kali disalahpahami dan diperdeba...

Sister Fillah, you’ll never be alone

Gambar
Kali ketiga setelah membaca Muslimah yang Diperdebatkan dan Hijrah Jangan Jauh-Jauh Nanti Nyasar, saya kemudian membaca karya terbaru Mbak Kalis Mardiasih. Ya, “Sister Fillah, you’ll never be alone” cetakan II Juni 2020. Mbak Kalis, mengajak kita untuk melihat perempuan dari berbagai aspek. Banyak perempuan yang sukses dengan keluarga dan pendidikan, di sisi lain masih banyak perempuan yang terlilit persoalan: para ibu tunggal yang harus berjuang membesarkan anaknya, korban kawin muda, buruh perempuan tanpa upah layak, perempuan korban kekerasan, dan banyak lagi. Dan sebagai sesama perempuan kita seharusnya saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan. (Paragraf di atas merupakan  blurb  yang tercetak pada sampul belakang buku Sister Fillah, You’ll Never Be Alone)